Kamis, 19 Maret 2009

BEBERAPA KARYA SASTRA YANG BERTEMAKAN LEGENDA GUNUNG TANGKUBANPARAHU

Legenda Gunung Tangkubanparahu dengan tokoh-tokohnya telah mengilhami para sastrawan untuk mewujudkannya dalam karya sastra seperti dalam:
1.Bentuk Cerita : Sang Koeriang, A.C. Deenik diambil dari Pleyte. Tt. - Gunung Tangkuban Parahu, R. Satjadibrata, 1946 - Babad Sangkuriang dalam Naskah Sunda Lama Kelompok Babad, Edi S. Ekadjati, 1983.
2.Bentuk Gending Karesmen (opera) : Sangkuriang Larung, Hidayat Suryalaga, 1973.
3.Bentuk Sajak : Sangkuriang, Hasan Wahyu Atmakusumah, 1955 - Sang Kuriang, Kusnadi Prawirasumantri, 1992 - Ngabendung Situ, Ajip Rosidi, 1962 - Sang Kuriang, Beni Setia, 1972 - Tapak Sangkuriang, Dadan Bahtera, 1989- Sangkuriang Kabeurangan, Wahyu Wibisana, 1992
4.Bentuk Skripsi : Pergeseran Fungsi Mitos Sangkuriang dari Cerita Sangkuriang ke dalam Sajak Sunda, Suhandi, Fakultas Sastra Unpad, 1994.
Semua karya sastra di atas tidaklah sama dalam mengartikan dan memaknai legenda Tangkubanparahu atau tokoh pemerannya. Tergantung kepada konsep hermeunetika yang diacu oleh penulisnya. Walau demikian alur ceritanya tidak banyak berubah.

Secara singkat alur ceritanya sebagai berikut:
Raja SUNGGING PERBANGKARA pergi berburu, di tengah hutan Sang Raja kencing dan tertampung dalam tempurung kelapa. Seekor **** hutan betina bernama WAYUNGYANG yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air kencing tadi. Wayungyang hamil, melahirkan seorang bayi cantik.
Bayi cantik itu dibawa ke keraton ayahnya dan diberi nama DAYANG SUMBI alias RARASATI. banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu si TUMANG.
Ketika sedang asyik bertenun, TOROPONG (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama SANGKURIANG.
Ketika berburu di hutan Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk memburu **** betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta KEPALA Sangkuriang dipukul dengan senduk sehingga luka. Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia.
Setelah sekian lama menuju ke arah Timur akhirnya sampailah di arah Barat lagi dan tanpa sadar telah sampai di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya.
Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuat PERAHU dan TALAGA (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai CITARUM. Sangkuriang menyanggupinya. Maka dibuatlah PERAHU dari sebuah pohon yang tumbuh di arah TIMUR, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung BUKIT TUNGGUL, rantingnya ditumpukkan di sebelah BARAT dan mejadi gunung BURANGRANG Ketika bendungan hampir selesai, Dayang Sumbi memohon kepada Hyang Maha Gaib agar maksud Sangkuriang tidak terwujud.
Dayang Sumbi menebarkan irisan BOEH RARANG (kain putih hasil tenunannya), sehingga ketika itu pula fajar pun terbit. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di SANGHYANG TIKORO dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung MANGLAYANG.
Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi GUNUNG TANGKUBANPARAHU. Sangkuriang pun mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di GUNUNG PUTRI dan berubah menjadi setangkai BUNGA JAKSI. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan UJUNGBERUNG akhirnya menghilang ke alam gaib (NGAHIYANG).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar