Jumat, 13 Maret 2009

Cerita Bandung 1

Beberapa hari ini saya sakit. Hati saya terasa begitu perih, seakan sedang menanggung suatu beban yang berat. Memang sebuah beban kerinduan yang sangat dalam yang sedang saya rasakan ini.

Setelah dua hari sebelumnya saya berpikir spontan untuk menemuinya, yang pada akhirnya saya benar-benar menghampirinya ke bandung, sekarang saya tenggelam dalam suatu rasa rindu yang sangat menggebu.

Saya adalah seseorang yang keras kepala, spontan dan pasti. Walaupun saya lebih sering menjadwalkan kegiatan saya, tapi terkadang spontanitas juga terjadi dalam hidup saya. menjadi seseorang yang terlalu terpacu pada agenda-agenda yang telah di tentukan hanya akan membuat jenuh.

Dan beginilah saya, yang akhirnya setelah memikirkan hanya dalam waktu semalam, mengunjungi dia di bandung. Sebelumnya saya telah mengirimkan sebuah pesan singkat kepadanya. Kalau minggu ini saya ke bandung, bagaimana?
Dia menjawab singkat, kapan?

Jum’at sore itu ketika saya telah menerima transferan duit, saya meneleponnya. Kalau sore ini juga saya berangkat ke Bandung, apakah kamu masih bisa menjemput saya?
perhitungan saya, saya akan sampai bandung sekitar pukul 10 malam. Saya pikir jam segitu masih cukup banyak angkutan umum selain taksi yang masih berseliweran di bandung.
Tapi ternyata beliau menolak menjemput saya. Karena akan terlalu ribet. Dia mengusulkan untuk berangkat keesokan paginya. Hampir semalam itu saya gelisah, tidur saya tidak nyenyak. Tidak sabar akan bertemu. Jam 4 pagi saya sudah terbangun oleh celotehan keponakan saya, keeva, yang biasanya tidak menyentuh ujung kesadaran saya bisa membuat saya terjaga.

Saya tidak bisa memejamkan mata saya kembali. Waktu terasa begitu lama saat itu. Saya putuskan untuk mempersiapkan baju2 yang akan saya bawa ke Bandung.

Saya pikir mempersiapkan segala sesuatunya akan memakan waktu yang cukup lama sehingga saya bisa sarapan, mandi dan segera berangkat ke bandung. tapi ternyata waktu masih menunjukkan pukul 4.30 pagi ketika semua perlengkapan saya sudah tertata rapi dalam ransel.

bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar