Jumat, 27 Maret 2009

Cerita Tentang Si Malin Kundang



Pada Suatu Waktu, Hiduplah Sebuah keluarga nelayan dipesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang di beri nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keliuarga memperihatinkan, sang ayah memutuskan untuk pergi mencari napkah di negri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas.


Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali kekampung halamanya. Sehingga ibuya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yangf pinter tapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kananya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi bekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Setelah beranjak dewasa, Malin kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negri sebrang dengan harapan nantinya ketika kembali kekampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin pun tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dengan yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.

Malin Kundang pun mengutarakan maksudnya kepada ibunya. ibuya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak. Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dsan poerlengkapan secukupnya, Malin Kundangpun segera menuju ke deramaga dengan di antar oleh ibunya."Anaku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, nak", ujar Ibu Malin Kiundang sambil berlinang air mata.

Kapal yang di nailki Malin semakin jauh dengan di iringi lambayan tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di dalam kapal, Malin Kundabng banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Ketika di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang ada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut...(Bersmbung...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar