Jumat, 27 Maret 2009
Pemain Asing Cukup Tiga Saja
Regulasi Badan Liga Indonesia (BLI) yang akan kembali memperbolehkan penggunaan lima pemain asing oleh klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) dinilai akan semakin merusak prestasi persepakbolaan tanah air. Idealnya, menurut asisten pelatih Robby Darwis, jumlah pemain asing dibatasi hanya tiga orang per klub.
"BLI dan PSSI harus belajar dari merosotnya prestasi timnas beberapa tahun terakhir ini. Itu terjadi karena pemain lokal kurang terasah di kompetisi nasional. Klub lebih banyak menurunkan pemain asing. Contoh paling nyata, beberapa tahun terakhir ini timnas kesulitan mencari striker unggulan," tutur Robby di mes Persib, Jln. Ahmad Yani, Bandung, Kamis (26/3).
Hal itu juga pernah dikeluhkan Pelatih Timnas, Benny Dollo. Ia mengaku kesulitan mencari pemain, khususnya striker untuk timnas. Hal itu terjadi karena hampir seluruh klub peserta LSI berlomba-lomba menggunakan legiun asing di lini depan.
Berkaca dari masalah tersebut, Robby menilai sudah saatnya regulasi jumlah maksimal pemain asing di kompetisi nasional direduksi. Dengan demikian, pemain lokal akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk mengasah kemampuannya.
Hal senada dilontarkan striker Persib, Zaenal Arif. Dia menilai, tiga pemain asing sudah cukup. Dengan demikian, kesempatan pemain lokal untuk bermain semakin besar. Jika regulasi lima pemain asing tetap dipertahankan, skuad lokal hanya akan menjadi penonton dari bangku cadangan.
Seperti dilansir kantor berita Antara, musim depan BLI akan tetap memperbolehkan klub peserta LSI menggunakan lima pemain asing. Namun, regulasi tersebut kemungkinan besar mengalami perubahan, dengan kebijakan menyertakan dua pemain asal Asia dan sisanya dari konfederasi lain.
"Kami belum memutuskan apa-apa. BLI masih terus mengaji regulasi wajib menyertakan dua pemain Asia di antara lima pemain asing," kata Ketua BLI Joko Driyono di Jakarta, Rabu (25/3).
Menurut Joko, ketetapan itu akan diputuskan menjelang bergulirnya kompetisi musim depan. "Kami akan segera putuskan masalah itu. Saat ini standardisasinya masih dibahas, termasuk kemungkinan klub untuk mengontrak lima pemain asal Asia," ujarnya.
Menurut Joko, perubahan regulasi sebagai feedback atas kendala keuangan yang melilit sejumlah klub musim ini. Namun, ia menegaskan, tidak sembarang pemain Asia bisa masuk dan berlaga di kompetisi tanah air. Minimal, pemain tersebut harus pernah bergabung dengan timnas.
Di samping sebagai ajang efisiensi, kebijakan ini juga dinilai sebagai sebuah upaya untuk mempromosikan pemain Indonesia di kancah Asia. "Diharapkan, pemain lokal dapat pula dilirik klub Asia lainnya dan dapat bermain di luar negeri," katanya.
Ditemui seusai Sosialisasi Pedoman Dasar PSSI Sesuai Statuta FIFA di Pengda PSSI Jabar, Jln. Lodaya, Bandung, Selasa (24/3) malam, Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid menegaskan kuota lima pemain asing itu tidak mengikat. Menurut dia, itu hanyalah batasan maksimum yang diperbolehkan.
"Ini bukan kewajiban. Kalau keberatan dengan lima pemain asing, ya jangan merekrut lima. Sudut pandang klub harus diubah dari keinginan menjadi kemampuan. Kalau hanya mampu merekrut dua pemain asing, ya dua saja. Kalau tidak mampu, ya jangan ambil," tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, tidak ada jaminan tim yang turun dengan lima pemain asing bisa memenangi pertandingan. "Bisa saja tim yang bahkan tidak memiliki pemain asing menang. Justru itu yang lebih membanggakan. Kuncinya, tim harus PD," tutur Nurdin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar